Sabtu, 09 April 2011

DUSUNKU yang kukenang..............

          BABATAN SIDODADI, sebelum ada pemekaran, padukuhan tersebut masuk kawasan Desa Semboro, dengan jejuluk Padukuhan Semboro Babatan Sidodadi. Baru setelah ada pemekaran, maka Dusun tersebut mengikut pada Desa Sidomekar dan selanjutnya di sebut dengan Dukuh Babatan - Desa Sidomekar, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember.
           Setahu penulis kepala kampung Padukuhan Semboro Babatan Sidodadi ini dijabat oleh Bapak Sukidi, dan kebayan Bapak Tarmo,  kemudian selanjutnya dijabat oleh Bapak Asmari dengan kebayan Bapak Jamal.  Adapun pada perkembangan lebih lanjut  ada pemekaran desa dengan nama Desa Sidomekar sebagai Kepala Desa terpilih Bapak Gunawan Sakibi, dan beliau terpilih samapai 2( dua ) periode. Sedangkan sebagai kepala kampung padukuhan Babatan di jabat oleh Bapak Jamal.
              Batas-batas Dukuh Babatan :
              Utara                 : Padukuhan Beteng
              Timur                 : Padukuhan Besuki
              Selatan               : Desa Umbulrejo, Umbulsari
              Barat                  : Desa Semboro
        Padukuhan Babatan Sidomekar warganya  memiliki lahan tanah sawah yang cukup luas , 95 % petani, yang 5 % PNS, pegawai swasta dan pedagang.  Tanaman unggulan petani selain Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Panjang, yaitu JERUK. Buah jeruk asal Dukuh Babatan - Desa Sidomekar, sudah dikenal oleh konsumen diberbagai kota dengan julukan Jeruk Jember.
         Satu lagi yang membawa nama Dusun Babatan - Sidomekar ini kesohor dikota metropolitan Surabaya dan Jakarta adalah KELAPA. Buah kelapa ini selain juga diambil dari hasil tanaman warga, juga didukung oleh tanaman desa-desa sekitar. Seolah Dusun Babatan - Sidomekar tempat pengepulannya dan selanjutnya diangkut dengan Truk ke tempat tujuan.

          Mengenai pembangunan, baik pembangunan fisik maupun pembangunan mental spiritual, ternyata bisa mengikuti padukuhan-padukuhan lainnya, artinya gerak pembangunannya  tidak ketinggalan dan merata diberbagai sektor. . Di padukuhan ini ada berdiri gedung TK,SDN, SLTP dan SLTA, dan tempat-tempat pendidikan agama Islam:  TPQ dan juga banyak Musholla serta Masjid. 
          Pemikiran warganya memiliki tingkat inteligensia yang cukup lumayan, jadi mereka sangat dinamis dan mau diajak maju untuk membangun lingkungannya. Gotong-royong yang merupakan cirikhas warga desa tidak punah seperti dikota-kota. Persatuan dan kesatuan warganya tetap terjaga dengan penuh antusias.       
                     



  
                                         foto suwarto & susilo
                      -----:penulis naskah dan kolektor: mbah sakrip:-----








Tidak ada komentar:

Posting Komentar