Jumat, 15 April 2011

indahnya sebelum MATAHARI TERBIT

        RUMAH tinggal kami untuk bernaung, dikala  masih remaja, tepatnya di padukuhan SEMBORO BABATAN SIDODADI, Jl. Bromo RT VII/39, itu rumah milik Kak IZ Sumaji/Musripah,   sekarang berada dikawasan Desa Sidomekar-Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember. Beliau ini cucu dari mBah Haji Mansur, Desa Umbulrejo, Kec. Umbulsari, Kab. Jember, dari keturunan Bapak kami Tukiran / Supiyanah.

         Yang tak terbayangkan, jika pagi kami pasti berkumpul. Lho ....apa hanya setiap pagilah kami bersaudara dapat berkumpul secara komplit. Ia, maksudnya cuma pagi saja kami bisa berkumpul didapur untuk masak-masak bikin persiapan "sarapan". Setelah itu......., ya tentunya hengkang ke tempat tugas masing-masing, sekolah, kesawah, keteman-teman dan kemanalah............, menurut kesibukan masing-masing.
          Begini lho kisah lengkapnya, doeloe kan kira-kira tahun 1976-an, keponakan penulis naskah ini,  kedua orang tuanya kan lagi ikutan transmigrasi ke Pulau Sumatra, jadi selanjutnya lantas aku temani mereka-mereka dirumahnya. Jadi....., aku serumah dengan mereka. Dan saat itu keponakan-keponakan semuanya masih sekolah, ada yang di SD, SMP , SMA dan ada yang diperguruan tinggi. Pokoknya asyiklah. Ya semuanya..., semuanya masih sekolah, masih inilah dan  itulah, masih butuh bimbingan, masih butuh informasi macem-macem, masih butuh kelengkapan ini-itu dan sebagainya.
         Jikalau diwaktu sore tiba, belum tentu semuanya bisa berkumpul dirumah, masih ada saja yang belum nampak pulang, cuma sayangnya waktu itu, dikala tahun 1976, belum ada HP, jadi kemana, pulang jam berapa, tidak taulah......! Sebaliknya penulis naskah ini; berada dirumah cuma 9 jam saja, yaitu mulai jam 23 sampai dengan jam 07 pagi, setelah itu ya hengkang dari rumah, sama dengan keponakan-keponakan.Akan tetapi jikalau dilihat tampilan foto-foto dokumen masa lalu, semuanya giat membaca, belajar, dan berusaha. Memang nampaknya adik-adik ini punya moto "sekali belajar, terus belajar, terus belajar dan terus belajar", dan semboyan ini baru bisa dilihat hasilnya sekarang. Betapa gigihnya perjuangan mereka terhadap pendidikan.
          Namun jikalau pagipun tiba, maka nampaklah kesibukan yang sama, tujuannya sama, punya maksud sama, punya keinginan sama, memiliki hati yang sama, yaitu masak-masak. Di pagi itu tampak ada kerjasama yang saling membantu dan melengkapi. Maka penulis katakan bahwa disaat pagi itulah ada waktu yang paling indah sebelum matahari terbit. Namun sayang masak-masak ini tidak merupakan kegiatan rutin tiap pagi, tapi hanya kadang-kadang saja. Makdsudnya jikalau selagi ada yang dimasak dan selagi pingin punya kesibukan yang bersifat hiburan. Jadi kalau makan yang rutin sudah disiapkan dirumah neneknya.
           Ada teman yang memberikan masukan bahwa didiklah sejak dini sebelum terlambat, atau dengan kata lain  berilah siraman nasehat selagi masih berkumpul. Itulah sekelumit goresan pena penulis yang memberikan makna indahnya sebelum matahari terbit.
 
       
             ----:penulis naskah dan kolektor:  mbah sakrip:----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar